Pengakuan Seorang Pedofil
by Google |
Bisa
jadi, Anda termasuk salah seorang yang mengutuk pedofil. Tentu saja Anda sudah
tahu, pedofil adalah seseorang yang megalami kelainan orientasi seksual. Mereka
lebih tertarik melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang jauh lebih muda
darinya. Saya yakin berbagai kasus pedofil yang beberapa tahun belakangan
mencuat di media membuat Anda geram—mulai dari kasus sodomi TK JIS, hingga yang
terakhir menimpa artis sensasional Saipul Jamil.
Judul Buku : Lolita
Penulis : Vladimir Nabokov
Penerjemah : Anton Kurnia dan Atta Verin
Penerbit : Serambi
Tahun terbit : 2015 (Edisi ke-3 cetakan I)
Tebal : 454 halaman
Saya
harap Anda menyimpan dulu semua persepsi buruk Anda tentang pedofil. Vladimir
Nabokov akan membantu Anda mengenal lebih jauh sosok ‘penjahat anak’ tersebut
melalui novel ketiganya, Lolita. Penulis
asal Rusia itu menceritakan secara gamblang pengakuan seorang lelaki paruh baya
yang mencintai gadis 12 tahun.
Bukan
sekadar menulis sebuah pegakuan, Nabokov juga melukiskan secara detail kondisi
psikologis lelaki pedofil tersebut ketika dihadapkan pada konflik moral,
dorongan berahi, dan pencitraan dirinya sendiri. Dalam hal ini Nabokov cukup
lihai dalam menggambarkan gejolak batin sang pedofil, sehingga pembaca dapat
merasakan kekacauan mental yang dialami pedofil tersebut. Sayangnya, alih
bahasa yang terlalu kaku membuat pembaca jenuh ketika membaca paragraf panjang
yang minim dialog. Akan tetapi, sebagai salah satu referensi tentang psikologi
pedofil, novel ini saya rekomendasikan untuk Anda baca.
Nabokov
memulai kisah Lolita dari sudut
pandang seorang profesor bernama Humbert. Humbert menceritakan dirinya telah
lama jatuh hati pada gadis-gadis kecil yang menginjak remaja. Dia juga telah
berkali-kali melakukan hubungan seksual dengan gadis-gadis kecil anak
tetangganya. Humbert bahkan merasa stres, sakit, dan tidak bergairah ketika dia
tidak bisa menyentuh gadis cilik yang disukainya. Hingga suatu ketika, dia
mengalami depresi dan membuatnya dirawat di sebuah sanatorium.
Sejak
keluar dari sanatorium, Humbert memutuskan menikah dengan perempuan dewasa—agar
dia dianggap normal. Namun, usia pernikahan tersebut tidak berjalan lama.
Humbert akhirnya pindah tempat tinggal dan memilih indekos. Di tempat barunya
itulah gairah seksualnya kembali dibangkitkan. Ia jatuh hati pada anak ibu
kosnya yang bernama Dolorez. Humbert terpikat pada gadis cilik itu, dan dipanggillah
gadis itu dengan sebutan Lolita. Sebuah panggilan yang manis untuk seorang gadis!
Ibu
Lolita ternyata jatuh cinta pada Humbert—hal ini akhirnya dimanfaatkan oleh
Humbert untuk mendekati Lolita. Humbert menikahi ibu Lolita dan menjalani
kehidupan layaknya lelaki dewasa yang normal. Namun, Humbert tetaplah seorang
pedofil. Ia adalah pengagum rahasia Lolita. Ia juga selalu membayangkan bagaimana
caranya ia bisa berhubungan seksual dengan gadis mungil tersebut.
Alur
cerita semakin seru ketika rahasia Humbert akhirnya terbongkar. Secara
tiba-tiba, ibu Lolita meninggal akibat kecelakaan maut. Namun, Humbert dan
Lolita justru keliling dunia dan menjadi sepasang kekasih. Apa hubungan Humbert
dengan kematian ibu Lolita? Benarkah Lolita juga mengalami kelainan seksual dan
justru menikmati hubungannya dengan ayah tirinya sendiri? Apa yang kemudian
membuat Humbert dijatuhi hukuman mati? Benarkah selain menjadi pedofil ia juga
seorang psikopat?
Anda
pasti penasaran menemukan jawabannya. Bacalah novel karangan Nobokov ini, dan
nikmati santai sore Anda ditemani petualangan asmara Humbert dan Lolita! Sebagai
bonus, Anda juga dapat belajar psikoanalisis Sigmund Freud lewat kisah
tersebut. Selamat membaca!
Komentar
Posting Komentar
Tulis Komentarmu :)